BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan gerakan KB telah semakin menuju perkembangan dan pembudayaan. Hal ini ditunjukkan antara lain semakin meningkatnya peserta KB mandiri, baik mandiri kelompok maupun mandiri individu (Informasi Aspek Medis Alat Kontrasepsi Lingkaran Emas, BKKBN, 1992 : 1).
Perkembangan tersebut di atas sangat membantu program pemerintah dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk. Akan tetapi, kenyataan di lapangan sering para akseptor KB mandiri putus di tengah jalan (tidak melanjutkan) memakai alat kontrasepsi tersebut (injeksi progestin) karena adanya keluhan perdarahan (spotting).
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu akseptor KB suntik progestin dengan permasalahn spotting.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian lewat pengumpulan data subyektif dan obyektif.
2. Mahasiswa mampu menganalisa data, menentapkan diagnosa, mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial yang membutuhkan tindakan segera.
3. Mahasiswa mampu merencanakan Asuhan Kebidanan secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien.
4. Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan kepada klien sesuai dengan perencanaan.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan.
1.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif yang menjabarkan secara langsung berbagai kegiatan hasil pengamatan selama praktek. Penulis juga menggunakan metode studi kepustakaan yaitu sumber-sumber buku yang layak digunakan sebagai pedoman dan juga melaksanakan anamnesa dan observasi secara langsung.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Menguraikan pengertian, etiologi, penatalaksanaan pada ibu akseptor KB suntik progestin dengan perdarahan (spotting), konsep dasar Asuhan Kebidanan pada ibu akseptor KB suntik progestin dengan perdarahan (spotting)
BAB 3 TINJAUAN KASUS
Menguraikan pengkajian, assessment, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
BAB 4 PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Perdarahan atau spotting adalah perdarahan banyak atau memanjang lebih dari 8 hari atau 2 kali lebih banyak dari perdarahan yang biasanya dialami pada siklus haid normal, atau perdarahan yang terjadi setelah tidak haid (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta, 2006 : MK-46).
2.2 Etiologi
1. Perdarahan atau spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun kemudian terjadi perdarahan maka perlu dicari penyebab perdarahan, obati penyebab perdarahan dengan cara yang sesuai.
2. Bisa juga karena penyakit radang panggul atau penyakit akibat hubungan sexual.
3. Bisa juga karena kelainan genekologi dan perdarahannya biasanya bersifat menetap.
4. Kadang-kadang perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai pada akseptor progestin yang sifatnya sementara.
2.3 Penatalaksanaan
Bila terjadi perdarahan atau spooting berikan informasi atau KIE bahwa perdarahan ringan sering dijumpai pada akseptor suntik progestin dan hal ini bukanlah masalah serius dan tak perlu pengobatan.
Dar jika klien tak dapat menerima perdarahan tersebut tetapi ingin melanjutkan suntikan maka dapat dianjurkan 2 pilihan :
1. Siklus pil kontrasepsi kombinasi / 30-50 mg.
Ibu profen 800 mg 2x/hari untuk 5 hari atau obat jenis lain.
Dan jelaskan setelah pemakaian pil kombinasi dapat terjadi perdarahan.
2. Diberikan 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dianjurkan dengan atau siklus pil kontrasepsi hormonal atau diberi 50 mg etinisastronadiol / 1,25 mg estrogen, konjugasi untuk 14-21 hari.
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan menurut Varney
Proses penanganan terdiri dari 7 langkah Varney yang berurutan setiap langkah disampaikan secara periode yang dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah ketuju yang membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.
2.4.1 Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan sesuai data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik s/d kebutuhan menijau catatan terbaru atau catatan sebelumnya, meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil sekali (bila diperlukan).
2.4.2 Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang berat terhadap diagnosa atas masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga ditentukan diagnosa yang spesifik.
2.4.3 Mengidentifikasi Masalah atau Diagnosa Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencgahan, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila masalah potensial benar-benar terjadi.
2.4.4 Identifikasi Kebutuhan dengan Tindakan Segera
Pada langkah ini apabila ditemukan masalah yang perlu dilakukan tindakan segera maka hendaknya bidan melakukannya baik tindakan yang dapat ditangani sendiri maupun tindakan yang memerlukan kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya (tim).
2.4.5 Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan management terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi pada langkah ini. konseling dibutuhkan, petugas medis atau bidan harus mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, cultural dan psikologis klien.
2.4.6 Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah ke-5, melaksanakan secara efisien dan aman perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau tim kesehatan yang lainnya.
2.4.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan pada klien apakah asuhan yang telah diberikan pada klien sudah berhasil, berhasil sebagian, bahkan tidak berhasil sama sekali, yang selanjutnya bidan dapat menentukan langkah berikutnya yang harus diberikan pada klien.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal 13-03-2009 Pukul : 10.00 WIB
3.1.1 Data Subyektif
1. Biodata atau identitas
Nama : Ny.”U”
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Tropodo I
Telp : -
Nama : Tn.”HS”
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta atau Pabrik
Alamat : Tropodo I
Telp : -
2. Anamnesa
a. Alasan kunjungan : pertama atau rutin atau ada keluhan.
b. Keluhan yang dirasakan : flek-flek (spotting) selama 3 minggu
c. Riwayat menstruasi
Menarche umur : 13 tahun
HPHT : 12-03-2008
Siklus : 28 hari
Teratur atau tidak : Teratur
Lama menstruasi : Biasanya ± 5 hari, saat ini ± 21 hari
Jumlah darah : ± 100 cc, saat ini hanya flek-flek
Sifat darah : Encer, saat ini flek-flek
Dysmenorrhoe : Tidak
d. Keikutsertaan dalam KB
Sudah persetujuan suami (sudah di musyawarakan).
e. Cara KB terakhir (bagi peserta KB lama)
Inj. Depo progestin tanggal 20-04-2008.
f. Jumlah anak hidup
Laki-laki : 1 orang
Perempuan : 1 orang
g. Jumlah anak lahir hidurp kemudian meninggal
Laki-laki : - orang
Perempuan : - orang
h. Apakah ibu sedang menyusui
Tidak.
i. Pengetahuan ibu tentang metode KB : cukup
j. Kebiasaan-kebiasaan merokok : tidak ada
Sejak kapan : -
k. Riwayat penyakit diderita
Klien tidak pernah menderita penyakit kronis atau mempunyai riwayat penyakit kronis seperti : ginjal, hepatitis, TBC, bronchitis, Asthma, DM, hipertensi, jantung, carcinoma kelainan hormonal (hipertyroid) maupun varices.
3.1.2 Data Obyektif
1. Keadaan umum
Baik, kesadaran composmentis GCS (4,5,6)
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 370C
Nadi : 82x/menit, teratur
Pernafasan : 16x/menit, teratur
3. Pemeriksaan fisik
a. Muka
Tidak oedem, tidak ada chloasma maupun jerawat.
b. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus.
c. Hidung
Kebersihan cukup, tidak ada polip maupun sinusitis.
d. Leher
Bersih tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, maupun pembesaran vena jugularis.
e. Payudara
Simetris, konsistensi lembek, putting susu menonjol keluar tidak ada hiperpigmentasi areola, colostrums maupun massa.
f. Abdomen dan daerah suprapubik
Tidak ada massa maupun nyeri suprapubik.
g. Genetalia
Inspeksi genetalia eksterna :
Normal tidak ada kelainan.
Palpasi kelenjar skine dan bartolini.
Normal tidak ada tanda-tanda infeksi.
h. Ekstremitas
Atas dan bawah normal tidak ada oedema, tidak ada varices, kuku kaki dan tangan warna merah muda, kebersihan cukup dan terpotong rapi.
4. Pemeriksaan khusus (untuk IUD)
a. Inspekulo (pemeriksaan dengan speculum)
- Adakah lesi pada serviks.
- Adakah keputihan atau spotting.
b. Bimanual
- Apakah gerakan serviks bebas.
- Apakah ada tanda-tanda kehamilan.
- Bagaimana bentuk atau posisi uterus.
- Apakah ada benjolan atau tumor atau rasa nyeri pada adnexa.
- Pemeriksaan laboratorium (bila diperlukan) pada pemeriksaan khusus poin a dan b tidak dilakukan.
3.2 Analisa Data, Diagnosa dan Masalah
Diagnosa :
Akseptor KB depo progestin dengan spooting
DS : Ibu mengatakan sudah 3 minggu keluar darah pervaginam flek-flek, dengan interval waktu 3 hari mens 1 hari tidak kadang 4 hari mens 2 hari tidak tidak mens, klien mengatakan cemas dengan kondisi mens yang berkepanjangan.
DO : - Tensi 120/80 mmHg
- Nadi : 82x/menit teratur
- RR : 16x/menit teratur
- Konjungtiva tidak anemis
- Tidak ada massa maupun nyeri supra pubik pada pemeriksaan abdomen
Masalah :
1. Cemas sehubungan dengan menstruasi yang berkepanjangan
DS : Ibu mengatakan sudah 3 minggu keluar darah pervaginam flek-flek, dengan interval waktu 3 hari mens 1 hari tidak, kadang 4 hari mens 2 hari tidak mens, klien merasa cemas dengan kondisinya.
DO : - Tensi 120/70 mmHg
- Nadi : 82x/menit teratur
- RR : 16x/menit teratur
- Konjungtiva tidak anemis
- Tidak ada massa maupun nyeri supra pubik pada pemeriksaan abdomen
Kebutuhan
Mengatasi cemas :
Dengan memberikan KIE tentang masalah yang dihadapi klien (spotting) dan memberikan terapi atau pengobatan bila klien tidak menghendaki atau menerima perdarahan tersebut dengan tetap melanjutkan KB depo progestin pengobatan tersebut adalah :
1. Pemberian Transamin 3 x 1/hari (tablet)
Pemberian asam mefenamat 500 mg 3 x 1/hari
Pengobatan tersebut diberikan selama 5 hari apabila masih tetap terjadi perdarahan maka dapat diberikan therapy kaesaton (pilihan ke-2).
2. Dua tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari, selama 3-7 hari dilanjutkan dengan satu siklus pil kontrasepsi hormonal atau diberi 50 mg etinil estradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
3.3 Antisipasi Masalah atau Diagnosa Potensial
Masalah potensial terjadinya anemis akibat keluar darah pervaginam (flek-flek) sudah 3 minggu.
Data dasar
Tensi, 120/70 mmHg, Nadi : 82x/menit, RR : 16x/menit
Keluar darah flek-flek pervaginam sudah 3 minggu, tidak mules, tidak ada massa maupun nyeri supra pubik pada pemeriksaan abdomen.
Antisipasi
1. Pemberian pengobatan untuk mengatasi atau menghentikan perdarahan.
2. Memberikan KIE tentang pentingnya asupan gizi yang seimbang (empat sehat lima sempurna) meski dengan menu yang sederhan.
3. Menganjurkan klien untuk menjaga kesehatan dengan istirahat cukup dan menghindari stress.
4. Menganjurkan klien untuk kontrol 5 hari lagi (13-06-2009) bila masih ada keluhan (perdarahan) bila tidak ada keluhan (perdarahan berhenti) klien tidak perlu kontrol lagi kecuali kembali kontrol suntik ulang.
3.4 Identifikasi Tindakan Kebutuhan Segera
1. Melakukan pendekatan ke klien secara therapeutik dan memberikan KIE tentang KB, efek samping dan menerangkan pada klien apakah spotting itu berbahaya pada klien atau tidak.
2. Pemberian obat
Transamin tablet 3 x 1/hari.
Asam mefenamat 500 mg 3 x 1/hari.
Selama 5 hari.
3.5 Intervensi
Tujuan :
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan kondisi psikis ibu baik, tidak ada komplikasi dan klien tidak cemas lagi dengan kondisinya.
Kriteria :
- TTV normal.
- Keadaan umum baik.
- Tidak terjadi komplikasi.
- Ibu tidak cemas
Intervensi : tanggal 13-03-2009 Jam : 10.15 WIB
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga
R/ Dengan penjelasan diharapkan ibu dan keluarga kooperatif dengan tindakan yang dilakukan petugas.
2. Berikan informed consent untuk ditandai tangani
R/ Informed consent merupakan bukti persetujuan klien dan suaminy atas tindakan medis (pengobatan) dan resikonya.
3. Berikan KIE tentang efek samping KB depo progestin
R/ Menambah pengetahuan klien dan suami tentang KB.
4. Berikan KIE pada ibu tentang masalahnya bahwa spotting pada ibu adalah hal yang biasa (tidak apa-apa)
R/ Spotting yang terjadi dapat disebabkan proses hormonal pada ibu
5. Berikan pengobatan pada ibu untuk mengatasi perdarahan atau mens berkepanjangan
R/ Pengobatan diberikan untuk menstabilkan sistem hormonal ibu
6. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 5 hari lagi bila masih ada keluhan (4-10-2008) dan jika tidak ada keluhan tidak usah kontrol lagi kecuali kontrol suntik ulang
R/ Kontrol ulang merupakan evaluasi terhadap terapi yang telah diberikan pada ibu
7. Anjurkan ibu untuk memakai kontrasepsi ganda (kondom)
R/ Kondom merupakan satu-satunya kontrasepsi yang dapat mencegah terjadinya penularan penyakit STD, HIV/AIDS.
8. Lakukan dokumentasi setelah melakukan tindakan
R/ Sebagai bukti outentik bahwa tindakan kita sudah sesuai dengan prosedur
3.6 Implementasi atau Pelaksanaan
Tanggal 13-03-2009
1. Pukul 09.05 WIB
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan suami.
2. Pukul 09.10 WIB
Memberikan inform consent untuk ditandatangani klien dan suaminya.
3. Pukul 09.15 WIB
Memberikan KIE tentang efek samping KB Depo progestin khususnya dan hormonal umumnya pada klien.
4. Pukul 09.20 WIB
Memberikan KIE pada ibu tentang masalah spotting yang terjadi pada klien.
5. Pukul 09.30 WIB
Memberikan obat pada ibu (transamin tab 3 x 1/hari, asam mefenamat 500 mg 3 x 1/hari, untuk 5 hari.
6. Pukul 09.35 WIB
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 5 hari lagi (4-10-2008) bila masih ada keluhan dan tidak usah kontrol lagi bila tidak ada keluhan kecuali kontrol suntik ulang (KB).
7. Pukul 09.40 WIB
Menganjurkan pada ibu untuk memakai kontrasepsi ganda (kondom).
8. Pukul 09.45 WIB
Melakukan dokumentasi setelah melakukan tindakan
3.7 Evaluasi
Tanggal 13-03-2009 Pukul : 09.50 WIB
S : Ibu mengatakan cemas berkurang setelah mendapatkan penjelasan dari petugas
O : - Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
- Perdarahan , flek-flek di kotek warna kecoklatan,
- Tensi : 110/70 mmHg, Nadi : 84x/menit, teratur
A : Akseptor KB Depo Progestin, dengan Spotting
P : - Menganjurkan pada ibu untuk tidak stress, jaga kebersihan, cukup istirahat, dan makan dengan gizi seimbang
- Menganjurkan pada ibu untuk meminum obat yang telah diberikan dengan rutin.
- Menganjurkan pada klien dan suaminya untuk melakukan atau menggunakan kontrasepsi ganda (kondom).
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 18-05-2009 Pukul 10.00 WIB
S : Ibu mengatakan mens berhenti (tidak keluar darah), setelah minum 2 hari obat yang kami berikan
Ibu datang lagi untuk memeriksakan anaknya yang sakit, ibu merasa tidak cemas lagi dan mengucapkan terima kasih pada petugas kesehatan
O : - Tensi : 110/70 mmHg, Nadi : 84x/menit, teratur
A : Akseptor KB Depo Progestin
P : - Menganjurkan pada ibu untuk tidak stress, jaga kesehatan, dan biasakan dengan pola hidup sehat.
- Menganjurkan pada ibu untuk kembali kontrol suntik sesuai dengan jadwal
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Setelah melihat dan mempelajari tinjauan pustaka dan landasan teori dan tinjauan kasus pada akseptor KB depo progestin dengan spotting, maka penulis mengumpulkan :
1. Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada akseptor KB progestin dengan spotting harus dilakukan pengkajian yang tepat dan lengkap untuk menghindari tindakan atau diagnosa yang keliru.
2. Jika spotting dapat diatasi atau ditangani sejak awal maka komplikasi pada ibu dapat dihindari.
3. Rencana tindakan disusun berdasarkan kebutuhan sarana-prasarana yang baik untuk mendapatkan hasil dan kriteria yang ditetapkan.
4. Permasalahan yang ada dalam landasan teori tidak selalu muncul dalam tinjauan kasus, hal ini membuktikan bahwa manusia itu memiliki sifat yang unik, yang berbeda antara orang satu dengan orang lain
5. Evaluasi dilaksanakan untuk menilai tindakan yang telah diberikan.
4.2 Saran
1. Diharapkan pada setiap pasien datang kontrol selalu dilakukan pemeriksaan, selengkap mungkin dan tidak lupa tanyakan apa keluhannya.
2. Bila pengobatan pertama tidak berhasil, lakukan pengobatan yang kedua (dengan hormonal) dan bila tidak berhasil juga lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan (obstetri dan genekologi).
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta, 2006.
Informasi Aspek Medis Alat Kontrasepsi Lingkaran Emas, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Jakarta, September, 1992.
Sabtu, 22 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar